Jurnal Pembelajaran Mendalam dan Asesmen
Aksi Nyata
Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi
Oleh : FITRI JULIYANTI
Sebagai seorang guru
sekolah dasar, saya menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik
yang unik, baik dari segi minat, gaya belajar, maupun tingkat kesiapan dalam
memahami materi. Oleh karena itu, pembelajaran tidak bisa dilakukan secara
seragam, melainkan perlu dirancang agar mampu mengakomodasi keberagaman
tersebut. Setelah mempelajari topik pembelajaran berdiferensiasi, saya semakin
memahami pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif
terhadap kebutuhan individu siswa. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan
semangat belajar dalam diri setiap anak.
1.
Ide apa yang Bapak/Ibu Guru dapatkan setelah belajar
topik ini?
Setelah
mempelajari topik pembelajaran berdiferensiasi, saya mendapatkan pemahaman yang
lebih dalam mengenai pentingnya menyesuaikan proses belajar mengajar dengan
kebutuhan individual peserta didik. Saya menyadari bahwa dalam satu kelas
terdapat keragaman dalam hal minat, gaya belajar, dan tingkat kesiapan,
dan semua itu perlu diakomodasi agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna
dan efektif.
Saya juga
mendapatkan ide untuk mengembangkan ragam aktivitas dan bahan ajar dalam satu
materi, misalnya dalam pembelajaran Matematika. Dalam materi penjumlahan
bilangan cacah, saya bisa menyediakan:
1.
Soal visual
berbasis gambar konkret untuk siswa dengan kesiapan rendah.
2.
Soal cerita
kontekstual untuk siswa dengan kesiapan menengah.
3.
Tantangan logika
atau soal cerita terbuka untuk siswa dengan kesiapan tinggi.
Selain itu, saya
juga terinspirasi untuk memberikan pilihan kegiatan sesuai minat siswa, seperti
membuat cerita berhitung bagi siswa yang suka bercerita, atau bermain peran
sebagai "guru kecil" untuk siswa yang senang membantu temannya
belajar. Saya juga lebih memahami bahwa refleksi dan kolaborasi adalah bagian
penting dari pembelajaran berdiferensiasi.
2.
Menurut Bapak/Ibu Guru, pembelajaran berdiferensiasi
seperti apa yang relevan untuk dikembangkan di sekolah Bapak/Ibu Guru?
Di sekolah saya,
pembelajaran berdiferensiasi yang relevan untuk dikembangkan adalah
pembelajaran yang:
1.
Sederhana dan
kontekstual, mengingat keterbatasan sarana prasarana dan jumlah guru yang
terbatas. Pendekatan diferensiasi dapat dilakukan melalui strategi mudah,
seperti menyusun LKPD berjenjang (tingkat rendah, sedang, dan mahir),
memberikan opsi cara pengerjaan tugas (menggambar, menjelaskan lisan, atau
menulis), serta mengatur kelompok kerja heterogen.
2.
Berbasis minat
siswa, misalnya dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih jenis
tugas yang disukai, apakah membuat gambar, menulis cerita pendek, atau membuat
karya mini terkait materi pelajaran. Ini sangat cocok diterapkan di jenjang SD
karena anak-anak masih sangat terbuka terhadap eksplorasi.
3.
Memanfaatkan alat
peraga sederhana, karena pendekatan konkret sangat efektif untuk siswa SD.
Pembelajaran diferensiasi dapat dilakukan dengan menggunakan benda konkret,
permainan edukatif, atau alat manipulatif yang mudah dibuat seperti stik es
krim, kartu angka, atau kancing warna-warni.
4.
Melibatkan guru
dalam kolaborasi antar kelas, agar dapat saling berbagi strategi dan sumber
belajar yang efektif, serta mendiskusikan pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa di kelas masing-masing.
5.
Berorientasi pada
pembentukan karakter dan kemampuan berpikir kritis, dengan membiasakan diskusi
kelompok, saling memeriksa pekerjaan teman, serta memberikan pertanyaan terbuka
agar siswa mampu menemukan solusi secara mandiri.
Saya sangat terinspirasi dari cara Bu Fitri membedakan aktivitas belajar berdasarkan kesiapan siswa. Strategi seperti soal visual dan cerita kontekstual sangat relevan untuk siswa SD. Saya jadi termotivasi mencoba pendekatan serupa dalam pelajaran saya.
ReplyDeletePenjelasan Bu Fitri tentang penggunaan LKPD berjenjang dan opsi pengerjaan tugas sangat aplikatif. Saya setuju bahwa diferensiasi tidak perlu rumit, cukup dimulai dari hal-hal sederhana yang sesuai kondisi sekolah.
ReplyDeleteIde Bu Fitri tentang pemanfaatan alat peraga sederhana dan pembentukan kelompok heterogen sangat sesuai dengan kebutuhan siswa kita. Saya tertarik untuk bekerja sama menyusun kegiatan yang mendukung minat siswa.
ReplyDeleteSaya sangat mengapresiasi gagasan Bu Fitri tentang memberikan peran sebagai "guru kecil" kepada siswa. Itu bisa menumbuhkan rasa percaya diri. Pendekatan berbasis minat dan karakter ini sangat penting untuk terus dikembangkan.
ReplyDelete